PEMERIKSAAN MYELOGRAFI
Anatomi Fisiologi
A. Columna
Vertebralis
Columna
Vertebrae adalah Sebuah struktur lentur yang di
bentuk oleh sejumlah
tulang yang di sebut vertebrae atau ruas tulang
belakang. Di antara
tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan
tulang rawan.
Panjang rangkain tulang belakang pada orang dewasa
dapat dapat mencapai
57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat
33 ruas tulang, 24
buah di antaranya adalah tulang-tulang terpisah
dan 9, ruas sisanya
bergabung membentuk 2 tulang.
pearce.C.Evelyn
(2008).
Gambar.1 columna
vertebrae CV pearce.C.Evelyn (2008).
Columna Vertbralis
terdiri dari:
- Cervical 7 ruas
- Thoracal 12 ruas
- Lumbal 5 ruas
- Sakrum 5 ruas
- Koksigues 4 ruas
Fungsi columna
vertebralis, antara lain :
·
Menahan kepala dan alat-alat tubuh yang lain.
·
Pendukung badan yang kokoh
·
Melindungi alat halus yang ada didalamnya ( sumsum tulang
belkang )
·
Tempat melekatnya tulang iga dan tulang panggul
·
Menentukan sikap tubuh
Gambar 2 Anatomi Lumbal.(pearce.C.Evelyn,
2000:58).
B.Anatomi Lumbal
Vertebrae Lumbal
atau tulang pinggang merupakan bagian dari
kolumna vertebralis
yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran
ruasnya lebih besar
di bandingkan dengan ruas tulang leher maupun
tulang punggung. Di
bagian atas tulang lumbal terdapat tulang
punggung, yang
persendianya di sebut thoraco lumbal joint atau
articulation thoraco
lumbalis. Di bagian bawah tulang lumbal
terdapat tulang
sacrum dan persendianya disebut lumbo sacral joint
atau articulation
lumbo sacralis .(pearce.C.Evelyn, 2000:58).
C. Medulla spinalis
Medulla spinalis
(spinal cord ) merupakan saraf pusat ( central nervous
sistem ) yang
terletak didalam kanalis vertebralis bersama ganglion radik
posterior yang
terdapat pada setiap foramen intervertebralis terletak
berpasangan kiri dan
kanan. Medulla spinalis ini bermula pada medulla
oblongata menjulur
ke arah kaudal melalui foramen magnum dan berakhir
diantara vertebra
lumbalis-I dan lumbalis-II, kemudian meruncing sebagai
konus medularis.
Dalam medulla
spinalis keluar 31 pasang saraf, terdiri dari :
- Cervical 8
pasang
- Thorakal 12 pasang
- Lumbal 5 pasang
- Sakral 5 pasang
- Koksigis 1 pasang
Panjang normal
medulla spinalis orang dewasa adalah 42 cm sampai
45 cm. Kanalis vertebralis
mempunyai bentuk menyerupai segi tiga, yang
relatif membesar
pada cervical dan mengecil pada daerah thoracal, ini
disebabkan pada
daerah cervical terdapat syaraf-syaraf untuk tungkai atas
sedangkan pada
daerah lumbal terdapat persyarafan untuk tungkai bawah.
Medulla spinalis di
kelilingi oleh tiga membran yaitu :
1. Piamater
merupakan lapisan yang paling dalam, berupa serabut halus dan
lapisannya yang
lebih tebal dan kasar dibanding denga lapisan pada otak.
2. Arakhnoid
merupakan lapisan bagian tengah, berupa serabut halus yang
memisahkan piamater
dengan duramater, dimana lapisan ini berjalan
sampai ke sacral-I.
3. Duramater
merupakan lapisan terluar, berupa serabut kasar dimana
bentuknya menyerupai
tabung yang didalamnya terdapat radiks anterior
dan posterior dan
syaraf-syaraf spinalis yang keluar melalui kanalis intervertebralis.
Diantara
masing-masing membran terdapat ruangan yang memisahkan
keduanya seperti
ruang subarakhnoid yang memisahkan antara piamater
dengan arakhnoid,
sedangkan subdural memisahkan antara arakhnoid dan
duramater.
a. Fungsi Medulla
spinalis
·
Pusat gerakan otot tubuh
·
Pusat refleksi spinal
·
Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke
serebelum
·
Sebagai penghubung antara segmen medulla spinalis
·
Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh
D. Patofisiologi myelografi
a.Hernia Nukleus
Pulposus (HNP)
Hernia nukleus
pulposus adalah suatu keadaan dimana terjadi
penonjolan diskus
intervertebralis ke arah posterior atau lateral yang dapat
menimbulkan
penekanan atau penyempitan radiks syaraf-syaraf, penekanan
medula spinal
menimbulkan gejala-gejala neurologis (sjahriar rasad 2005).
b. Tumor
Tumor-Tumor spinal
menurut lokalisasinya di bagi atas :
1. Tumor Ekstradural
Lesi yang mengelilingi dural sac
seperti suatu manset dan
menimbulkan penyempitan yang konsentris
terhadap kontras sekeliling
medula spinal. Lesi asimetris atau lesi
lateralis akan menimbulkan
pelebaran jarak antara medula spinal dengan
pedikel.
2. Tumor Intradural, di bagi atas 2 bagian
yakni :
1. Tumor Intradural
intramedular
Dural sac
berbentuk oval dengan diameter anteroposteriornya yang
lebih kecil,
sehingga pada lesi yang lebih kecil ruang subaracnoid pada
posis
anteroposterior yang lebih dulu menyempit. Pada lesi yang lebih
besar terjadi
pelebaran medula spinalis sehingga menimbulkan
penyempitan ruang
subaracnoid secara keseluruhan.
2.Tumor Intradural
ekstramedular
Lesi ini
memberikan filling defect yang jelas dan berbatas tegas
didalam dural sac.
Tampak penekanan dan pendesakan spinal cord jira
lesi cukup besar.
Pada lesi dibawah konus medularis, maka radiks akan
terdesak.
c. Araknoiditis
Istilah aracnoiditis
sebenarnya kurang tepat, karena tidak adanya
pembuluh darah pada
aracnoid yang memungkinkan terjadinya statu itis (
radang). Ada
beberapa tipe yang di kenal yaitu :
1. Pure
Aracnoiditis, yakni penyebab yang sering adalah pemberian obat-obatan
ecara suntikan.kebanyakan terdapat di daerah thoracal. Pada
myelogram akan
tampak contras pecah-pecah oleh karena sdhesi
aracnoid, berbentuk
seperti stalaktid, stalakmid,kantung-kantung.
2. Concoinitant
aracnoiditis, yakni gangguan ini merupakan komplikasi
kelainan-kelainan
terdahulu di daerah tersebut seperti akibat operasi
spinal, fraktur
vertebrae.
E. Pengertian Myelografi
Myelografi adalah
pemeriksaan radiografi dari Canalis Spinalis dengan
penyuntikkan kontras
media positif atau negatif ke dalam ruangan
subarachnoid secara
lumbal atau cisterna punksi ( Rasad, 2005 ).
Myelografi
pertama dilakukan Dandy (1919) dengan media udara
(kontras
negatif).
Myelografi
pertama dengan media kontras positif dilakukan Sicard
dan Forstier (1922).
Kontras adalah minyak iodium dan sejak itu
berbagai media
kontras telah digunakan.
Pemeriksaan
ini digunakan untuk pengujian susunan sistem syaraf
pusat yang berada
dalam saluran vertebral.
Pemeriksaan
Myelografi ini bertujuan untuk memperlihatkan struktur
canalis spinalis
dengan menggunakan bahan kontras, baik kontras positif
maupun kontras
negative ( Rasad, 2005 ).
Pada
pemeriksaan ini pemasukan bahan kontras dapat dilakukan
dengan beberapa cara
penyuntikan menuju ruangan subaracnoid. Adapun
cara yang di gunakan
yakni:
- punksi cervical
- punksi lumbal
- punksi cistern
F. Indikasi dan kontra indikas
a. Indikasi Pemeriksaan
Kelainan klinis yang
sering terlihat pada pemeriksaan myelografi
adalah :
- HNP (Hernia
Nukleus Pulposus)
- Tumor – tumor :
1. Tumor
Ekstradural
2. Tumor
Intradural
a. intra medular
b. Ekstramedular
- Kongenital
(malformasi) seperti meningokel, Kista Meningen
- Araknoiditis
(Sjahriar
Rasad, 2005)
b.Kontra Indikasi
- Alergi
terhadap kontras media
- Tekanan
Intra Kranial yang meninggi
- Epilepsi
(Sjahriar
Rasad, 2005
G.Komplikasi yang mukin terjadi
- Sakit kepala
- Spinal abses
- Meningitis
H. Bahan kontras
Bahan kontras
adalah bahan yang di gunakan dalam pemeriksaan
radiografi yang
sangat radiopaque atau radiolucent apabila bernteraksi
dengan sinar-x
(sjahriar rasad 2006).
1. Bahan Kontras
Secara garis besar
penggunaan bahan kontras pada pemeriksaan
Myelografi terdiri
dari dua jenis, yaitu :
a. Bahan kontras
negatif ( Udara )
Jenis bahan
kontras negatif ini lebih ringan dari cerebro spinalis
fluit dan dapat
mencapai tempat tinggi dan medula spinalis tetapi
sudah jarang digunakan,
karena kesulitan teknis radiografi dan posisi
pemeriksaan yang
sangat mengganggu penderita. Pemeriksaan dengan
kontras jenis ini
disebut Pneumomyelogram Rasad (2005).
b. Bahan kontras
positif
Pada pemeriksaan ini
dikelompokkan menjadi dua jenis :
Bahan Oil Soluble (
kontras media jenis minyak ), bahan kontras ini
merupakan jenis cair
yang pertama kali digunakan pada pemeriksaan
ini, Contoh :
Pantopaque, Myodil
Bahan Water Soluble
( kontras media yang larut dalam air ), bahan
kontras ini dapat
memberikan informasi yang baik, terutama untuk
melihat akar-akar
syaraf dan dapat diserap tubuh Rasad (2005).
J. Tehnik Pemeriksaan
I. Persiapan
Pasien
Sebelum melakukan
pemeriksaan Myelografi ini pasien harus
melakukan persiapan
sebagai berikut :
·
Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan
·
Berikan penjelasan tentang prosedure pemeriksaan
·
Foto pendahuluan : posisi AP dan Lateral dari objek yang akan
·
diperiksa.
·
Premedikasi ( bila diperlukan, mis : Scopolamine / Omnopon )
K. Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan :
·
Pesawat yang dilengkapi dengan Flouroscopi
·
Meja pemeriksaan yang dilengkapi dengan Tilting Table, kalau
·
mungkin dengan Biplane
·
Kontrol Table
·
Kaset
·
Film
L. Bahan-bahan yang digunakan, yaitu :
· Pada bagian Unsteril
- Jarum disposibel
- Skin Cleaner ( contoh
: Hebitadhine )
- Lokal Anastesi (
contoh : Lignokain 4 % )
- Kontras Media
- Botol LCS
- Plester
- Obat-obatan
Emergensi
· Pada bagian Steril
- Jarum punksi 2
buah
- Spuit 2 cc dan 10
cc masing-masing 1 buah
- Sarung tangan
- Kain kassa
- Korentang
- Kontras Media (
Bahan Kontras)
M. Tes myelografi
Tes myelografy di
lakukan untuk mengevaluasi tulang belakang
yang di sebut rongga
subarocnoid. Tes myelografy memerlukan penyuntikan cairan kontras khusus
karna cairan kontras lebih berat dari cairan sum-sum tulang belakang, maka
cairan kontras tersebut akan mengalir di dalam rongga sub arachnoid menuju
daerah yang bebas pada saat posisi penderita telungkup di meja penyinaran
yang di
miringkan ke atas /
ke bawah.
a. Yang harus di
ketahui sebelum tes myelografy :
1. Berpuasa dan
membatasi cairan selama 8 jam sebelum tes myelografy.
Jika tes myelografy
di jadwalkan
2. anda akan di beri
tahu tentang tes myelografy, termasuk siapa yang akan
melakukan tes
myelografy, di mana dan berapa lama tes myelografy
berlangsung, (
biasanya 1 jam/ lebih ) anda perlu rawat inap semalam di
rumah sakit
3. katakana pada
dokter jika anda alergi terhadap yodiumkerng- kerang
( seperti
udang/kerang) cairan yang di gunakan pada teslain. Anda akan
di beri tahu
kemungkinan efek samping dari cairan cairan kontras yang
di suntikan pada tes
myelografy. Anda akan merasa sedikit nyeri karena
posisi anda selama
tes myelografy dan pada saat memasukan jarum
4. katakan pada
dokter jika anda pernah mengalami kejang, tepat sebelum
myelografy anda
harus melepas semua perhiasan / benda- benda logam
lain yang akan
menghalangi sinar-x.
5. anda akan
mendapat beberapa, seperti enema, obat tidur untuk
membuat anda rileks,
dan obat untuk mengurangi pembengkakan
selama tes
6. anda harus
menandatangani surat yang menyatakan persetujuan anda
untuk melakukan tes
myelografy. Pastikan untuk membacanya dengan
hati- hati dan
tanyakan jikanada bagian yang tidak anda mengerti.
N. Tehnik Pemasukan bahan Kontras
Pada
pemeriksaan myelografi terdapat beberapa teknik punksi (penyuntikkan ) dengan
menggunkan bahan kontras kedalam ruang
subarakhnoid yaitu :
Di bawah ini Gambar
Tehnik punksi Lumbal:
Ø Pungsi Lumbal
Metode ini dapat
digunakan untuk penderita dengan kelainan daerah cervical, thoracal dan lumbal,
adapun langkah-langkah pelaksanaan
adalah sebagai
berikut:
· Pasien dalam posisi duduk atau lateral decubitus kiri atau
kanan
· Daerah yang akan dipunksi didesifektan dengan menggunakan
betadine
· Bila perlu dilakukan anastesi
· Tilting table diposisikan 39 derajat cranially, lakukan
punksi
· Sebagai indikator jarum telah memasuki ruangan subarakhnoid
adalah
ditandai dengan
keluarnya cairan cerebro spinal fluid dari jarum dan
bila cairan tersebut
belum keluar maka jarum ditusukkan kearah yang
lebih dalam
· Cerebro spinal fluid yang keluar ditampung kedalam botol
specemen
untuk di analisa di
laboratorium
· Setelah itu kontras media dimasukkan kedalam ruang
subarakhnoid
melaui jarum punksi
dimana jumlahnya sebanyak cerebro spinal fluid
yang keluar
Dilakukan gambar
radiografi
· Setelah pemeriksaan selesai jarum punksi langsung dicabut
karena
bahan kontras
tersebut dapat diserap oleh tubuh.
–
Posisi yang di gunakan
Umumnya posisi yang
dapat dilakukan pada pemeriksaan myelografi ini adalah
AP dan Lateral.
Melalui Lumbal Tehnik pemeriksaan:
(Sjahriar Rasad,
2005)
Teknik pemeriksaan
yang dilakukan adalah:
Dengan penyuntikan bahan kontras melalui
Lumbal
Posisi pasien melalui lumbal
- Erect (duduk) atau
LLD/RLD
- Dilakukan
penyuntikan dengan jarum spinal setinggi L 3 – L4 atau
L 4 – L 5. jika
diperlukan dilakukan penyuntikan setinggi L 2 – L3.
- Kontras disiapkan
sebanyak 4 – 6 ml. Lalu disuntikkan ke dalam
ruang lumbal
- Kontrol pemasukan
bahan kontras dilakukan dengan fluoroskopi.
Pengambilan Foto :
- Posisi
pasien prone dengan sinar AP
- Lateral
- Oblique,
jika diperlukan
- Prone dengan
sinar horizontal, jika diperlukan.
Pada pasien dengan
kelainan didaerah lumbal, foto diambil
dengan posisi erect
sampai tredelenberg ± 15°
- Pada pasien
dengan kelainan didaerah thoracal dan cervical, foto
diambil dengan
posisi tredelenberg mencapai 45 – 60°
Proses Terjadinya Sinar-X
Menurut (Syahriar
Rasad, 2006), proses terjadinya adalah sebagai
berikut :
1. Katoda ( filamen
)dipanaskan ( lebih dari 20.000 C ) sampai
menyala dengan
mengalirkan listrik yang berasal daei
transformator.
2. Karena panas,
electron-elektron dari katoda ( filament ) terlepas.
3. Sewaktu
dihubungkan dengan trasformator tegangan
tinggi,electron-
elektron akan dipercepat gerakannya menuju
anoda dan dipusatkan
(focusing cup ).
4. Filamen dibuat
relatif negatif terhadap sasaran ( target ) dengan
memilih potensial
tinngi.
5. Awan –awan
elektron mendadak dihentikan pada sasaran ( target )
sehingga terbentuk
panas ( >99% ) dan sinar-X ( <1% )
6. Pelindung (
perisai ) timah akan mencegah keluarnya sinar-X dari
tabung,sehingga
sinar-X yang akan terbentuk hanya dapat keluar
melalui jendela.
7. Panas yang tinggi
pada sasaran ( target ) akibat benturan electron
ditiadakan oleh
radiator pendingin.
Pemproses Film
Bayangan yang ada
pada emulsi film setelah penyinaran sinar-x
adalah bayangan
laten yang belum bisa di lihat oleh mata dan masih
bisa berubah.
Bayangan yang terbentuk sesuai dengan banyaknya
sinar-x yang di
terima oleh masng-masing bagian emulsi film, untuk
mengubah bayangan
laten tersebut menjadi bayangan tampak dan
tetap, diperlukan
proses pengolahan film: (prince, 1990).
memproses
film Secara Otomatis
Pengolahan film
secara otomatis adalah pengolahan film yang
tiap-tiap
pengolahannya di lakukan oleh serangkain mesin, kecuali
pada tahap awal yang
di kerjakan secara manual. Sistem transportasi
dalam pengolahan
film secara otomatis di mulai dari sistem
pemasukan film dan
di terima oleh entry roller, kemudian oleh roller
penggerak (guide place)
akan di teruskan ke bok developer, fixer,
pencucian dan
pengeringan selanjutmya film akan keluar dalam
keadaan kering.
Pengerekan roller menggunakan sistem goer yang
bergerigi dan di
gerakan secara mekanik oleh semacam rantai pada
motor listrik. Bahan
yang di gunakan untuk roller adalah karet yang
berfungsi untuk
mengikat film pada saat transportasi. (prince,1990)
kriteria Gambar
- Tampak kontras
yang telah mengisi vertebrae lumbal
- tampak lumbal I-V
terproyeksi AP, Lateral, oblique.
Proteksi Radasi
Proteksi
radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau
tehnik yang
mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan
dan berkaitan dengan
pemberian perlindungan kepada saseorang atau
sekelompok orang
ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan
yang merugikan
kesehatan akibat paparan radasi. (drs.mukhlisin akhadi,
2000).
Hal-hal yang
mempengaruhi proteksi radiasi adalah jarak, waktu dan
shielding(pelindung).
Di lihat dari
segi penerimaan dosis radiasi, proteksi radiasi dapat
dibagi menjadi tiga
yaitu:
Proteksi Radiasi Untuk Petugas Radiasi
Menurut badan
tenaga atom nasional ,1985,dosis radiasi yang di
berikan terhadap
petugas radasi sebesar 50 msv pertahun . Usaha-
usaha yang di
lakukan adalah:
a. Radiografer harus
berlindungdi balik tabir proteksi radiasi pada
saat di lakukan
penyinaran.
b. Radiografer tidak
di perkenankan untuk memegang pasien pada
saat di lakukan
penynaran
c .Radiografer harus
menggunakan alat pencatat dosis radiasi
personil(film beadt)
b. jangan mengulang foto
Proteksi Radiasi Untuk Pasien
Menuru Ballinger, (1995), tindakan proteksi radiasi yang bisa di
lakukan adalah
a. Filtration (
penyaringan)
Filtrasi
mnimal adalah 2,5mm AL untuk semua tabung
fluoroscopy dan
untuk tabung radiografi di atas 75 KVp tujuan
dari pemberian
filtrasi adalah untuk mengurangi jumlah sinar-x berenergi rendah yang
mencapai pasien, karena hanya sinar-x yang berenergi tinggi yang berguna
untuk menghasilkan sebuah
gambar. Sinar-x
berenergi rendah di serap oleh pasien dan
menjadi dosis pasien.
b. Collimaton
(kolimasi)
Kolimasi
adalah pembatasan sinar-x yang mencapai objek
yang di
periksa,factor kolimasi sangat penting. Sinar-x harus
selalu di batasi
pada objek yang akan di periksa, semakin lebar
kolimasi semakin
besar dosis yang diterima.
c. Shielding khusus
Gonad
shielding di gunakan pada stuasi berikut ini:
1. orang yang tidak
berkepentingan di larang berada di dalam
kamar
pemeriksaan
2. Arah penyinaran
di usahakan ke bawah dan apabila penyinaran
ke arah samping atau
menyudut maka dddi usahakan tdak
mengarah ke pintu.
3. pada saat
melakukan penyinaran maka pintu harus selalu di
tutup.
Perawatan Setelah Pemeriksaan
Bed- Rest 24
jamKontrol KU Pasien selama bed-Rest, setiap setengah jam selama 4 jam
pertama, dan berikutnya setiap 4 jam sekali sampai selesai bed-
rest. Konsep
INPUT
1. Pasien
2. Film
3. Kaset
4. Pesawat sinar-x
5. Alat cuci film
PROSES
Melakukan
pemeriksaan
myelografi
lumbal dengan
klinis HNP
OUTPUT
Hasil gambaran
Myelografy
Lumbal dengan
klinis HNP
posisi
AP, Lateral,
Oblique
Definisi Operasional
Input
a. Pasien adalah
objek yang kita periksa pada bagian lumbal
b. Film adalah
mencatat bayangan radiografi yang peka terhadap sinar –
X dan cahaya
c. Kaset sinar-x
adalah suatu tabung (container) tahan cahaya yang berisi
2 buah intensifying
screen yang memungkinkan untuk di masukan
film roentgen di
antara keduanya dengan mudah (Rasad 2005).
d. Pesawat sinar-X
adalah mesin yang menghasilkan sinar-X untuk
keperluan diagnose.
e. Alat cuci film
adalah alat yang di gunakan untuk mencuci film secara
otomatis yang
terdiri developer, fixer,dan washing
Proses
a. siapkan alat-alat
yaing akan di butuhkan untuk pengambilan foto
b. Kemudian atur
kondisi dan expose
Output
a. Hasil yang di
peroleh dari pemeriksaan myelografi lumbal dengan
posisi AP,
Lateral,Oblque.
b. Tampak gambaran
myelografi lumbal
c. Tampak kontras
yang telah mengisi vertebrae lumbal.
DAFTAR PUSTAKA
Ballinger, W,
Phillips. Merill’s atlas of Radiographic Positions and Radiologic
Procedures sixth
edition,vol:3,Mosby
Rasad
Sjahriar,2005Radiologi Diagnostik.balai penerbit FKUI, Jakarta.
Ballinger W.
phillips,1995Merill’s atlas of Radiographic position and Radiologi
Ballinger W
Phillips, 1999Merrill’s atlas of Radiographic position and Radiologi
volume one, ninth
Edition, Mosby
Frank D Eugene
Merrill’Atlas of Radiographic Position and Prosedures vol one,
Elevent
Edition,Mosby
Pearce.C.
Evelyn,2008Anatomi dan fisiologi untuk paramedic, Jakarta.
|
|||||