Kamis, 21 Juli 2016

PEMERIKSAAN MYELOGRAFI ATRO NUSANTARA JAKARTA



 PEMERIKSAAN MYELOGRAFI






Anatomi Fisiologi
A. Columna Vertebralis
 Columna Vertebrae adalah Sebuah struktur lentur yang di
bentuk oleh sejumlah tulang yang di sebut vertebrae atau ruas tulang
belakang. Di antara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan
tulang rawan. Panjang rangkain tulang belakang pada orang dewasa
dapat dapat mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat
33 ruas tulang, 24 buah di antaranya adalah tulang-tulang terpisah
dan 9, ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang.
pearce.C.Evelyn (2008).
Gambar.1 columna vertebrae CV pearce.C.Evelyn (2008).


Columna Vertbralis terdiri dari:
- Cervical 7 ruas
- Thoracal 12 ruas
- Lumbal 5 ruas
- Sakrum 5 ruas
- Koksigues 4 ruas
Fungsi columna vertebralis, antara lain :
·        Menahan kepala dan alat-alat tubuh yang lain.
·        Pendukung badan yang kokoh 
·        Melindungi alat halus yang ada didalamnya ( sumsum tulang belkang )
·        Tempat melekatnya tulang iga dan tulang panggul
·        Menentukan sikap tubuh


Gambar 2 Anatomi Lumbal.(pearce.C.Evelyn, 2000:58).




B.Anatomi Lumbal
Vertebrae Lumbal atau tulang pinggang merupakan bagian dari
kolumna vertebralis yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran
ruasnya lebih besar di bandingkan dengan ruas tulang leher maupun
tulang punggung. Di bagian atas tulang lumbal terdapat tulang
punggung, yang persendianya di sebut thoraco lumbal joint atau
articulation thoraco lumbalis. Di bagian bawah tulang lumbal
terdapat tulang sacrum dan persendianya disebut lumbo sacral joint
atau articulation lumbo sacralis .(pearce.C.Evelyn, 2000:58).

C. Medulla spinalis
Medulla spinalis (spinal cord ) merupakan saraf pusat ( central nervous
sistem ) yang terletak didalam kanalis vertebralis bersama ganglion radik
posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis terletak
berpasangan kiri dan kanan. Medulla spinalis ini bermula pada medulla
oblongata menjulur ke arah kaudal melalui foramen magnum dan berakhir
diantara vertebra lumbalis-I dan lumbalis-II, kemudian meruncing sebagai
konus medularis.

Dalam medulla spinalis keluar 31 pasang saraf, terdiri dari :
 - Cervical 8 pasang
- Thorakal 12 pasang
- Lumbal 5 pasang
- Sakral 5 pasang
- Koksigis 1 pasang
 Panjang normal medulla spinalis orang dewasa adalah 42 cm sampai
45 cm. Kanalis vertebralis mempunyai bentuk menyerupai segi tiga, yang
relatif membesar pada cervical dan mengecil pada daerah thoracal, ini
disebabkan pada daerah cervical terdapat syaraf-syaraf untuk tungkai atas
sedangkan pada daerah lumbal terdapat persyarafan untuk tungkai bawah.

Medulla spinalis di kelilingi oleh tiga membran yaitu :
1. Piamater merupakan lapisan yang paling dalam, berupa serabut halus dan
lapisannya yang lebih tebal dan kasar dibanding denga lapisan pada otak.
2. Arakhnoid merupakan lapisan bagian tengah, berupa serabut halus yang
memisahkan piamater dengan duramater, dimana lapisan ini berjalan
sampai ke sacral-I.

3. Duramater merupakan lapisan terluar, berupa serabut kasar dimana
bentuknya menyerupai tabung yang didalamnya terdapat radiks anterior
dan posterior dan syaraf-syaraf spinalis yang keluar melalui kanalis  intervertebralis.
 Diantara masing-masing membran terdapat ruangan yang memisahkan
keduanya seperti ruang subarakhnoid yang memisahkan antara piamater
dengan arakhnoid, sedangkan subdural memisahkan antara arakhnoid dan
duramater.

a. Fungsi Medulla spinalis
·        Pusat gerakan otot tubuh
·        Pusat refleksi spinal
·        Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelum
·        Sebagai penghubung antara segmen medulla spinalis
·        Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh

D. Patofisiologi myelografi

a.Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
 Hernia nukleus pulposus adalah suatu keadaan dimana terjadi
penonjolan diskus intervertebralis ke arah posterior atau lateral yang dapat
menimbulkan penekanan atau penyempitan radiks syaraf-syaraf, penekanan
medula spinal menimbulkan gejala-gejala neurologis (sjahriar rasad 2005).

b. Tumor
Tumor-Tumor spinal menurut lokalisasinya di bagi atas :
1. Tumor Ekstradural
 Lesi yang mengelilingi dural sac seperti suatu manset dan
menimbulkan penyempitan yang konsentris terhadap kontras sekeliling
medula spinal. Lesi asimetris atau lesi lateralis akan menimbulkan
pelebaran jarak antara medula spinal dengan pedikel.
2. Tumor Intradural, di bagi atas 2 bagian yakni :

1. Tumor Intradural intramedular
 Dural sac berbentuk oval dengan diameter anteroposteriornya yang
lebih kecil, sehingga pada lesi yang lebih kecil ruang subaracnoid pada
posis anteroposterior yang lebih dulu menyempit. Pada lesi yang lebih
besar terjadi pelebaran medula spinalis sehingga menimbulkan
penyempitan ruang subaracnoid secara keseluruhan.

2.Tumor Intradural ekstramedular
 Lesi ini memberikan filling defect yang jelas dan berbatas tegas
didalam dural sac. Tampak penekanan dan pendesakan spinal cord jira
lesi cukup besar. Pada lesi dibawah konus medularis, maka radiks akan
terdesak.

c. Araknoiditis
Istilah aracnoiditis sebenarnya kurang tepat, karena tidak adanya
pembuluh darah pada aracnoid yang memungkinkan terjadinya statu itis (
radang). Ada beberapa tipe yang di kenal yaitu :
1. Pure Aracnoiditis, yakni penyebab yang sering adalah pemberian obat-obatan  ecara suntikan.kebanyakan terdapat di daerah thoracal. Pada
myelogram akan tampak contras pecah-pecah oleh karena sdhesi
aracnoid, berbentuk seperti stalaktid, stalakmid,kantung-kantung.

2. Concoinitant aracnoiditis, yakni gangguan ini merupakan komplikasi
kelainan-kelainan terdahulu di daerah tersebut seperti akibat operasi
spinal, fraktur vertebrae.

E. Pengertian Myelografi

Myelografi adalah pemeriksaan radiografi dari Canalis Spinalis dengan
penyuntikkan kontras media positif atau negatif ke dalam ruangan
subarachnoid secara lumbal atau cisterna punksi ( Rasad, 2005 ).
 Myelografi pertama dilakukan Dandy (1919) dengan media udara
(kontras negatif). 
 Myelografi pertama dengan media kontras positif dilakukan Sicard
dan Forstier (1922). Kontras adalah minyak iodium dan sejak itu
berbagai media kontras telah digunakan. 
 Pemeriksaan ini digunakan untuk pengujian susunan sistem syaraf
pusat yang berada dalam saluran vertebral.
 Pemeriksaan Myelografi ini bertujuan untuk memperlihatkan struktur
canalis spinalis dengan menggunakan bahan kontras, baik kontras positif
maupun kontras negative ( Rasad, 2005 ).
 Pada pemeriksaan ini pemasukan bahan kontras dapat dilakukan
dengan beberapa cara penyuntikan menuju ruangan subaracnoid. Adapun
cara yang di gunakan yakni:
- punksi cervical
- punksi lumbal
- punksi cistern

F. Indikasi dan kontra indikas

a.     Indikasi Pemeriksaan
Kelainan klinis yang sering terlihat pada pemeriksaan myelografi
adalah :
- HNP (Hernia Nukleus Pulposus)
- Tumor – tumor :
 1. Tumor Ekstradural
 2. Tumor Intradural
a. intra medular
b. Ekstramedular
- Kongenital (malformasi) seperti meningokel, Kista Meningen
- Araknoiditis
 (Sjahriar Rasad, 2005)

b.Kontra Indikasi
 - Alergi terhadap kontras media
 - Tekanan Intra Kranial yang meninggi
 - Epilepsi
 (Sjahriar Rasad, 2005 

G.Komplikasi yang mukin terjadi
- Sakit kepala
- Spinal abses
 - Meningitis

H. Bahan kontras
 Bahan kontras adalah bahan yang di gunakan dalam pemeriksaan
radiografi yang sangat radiopaque atau radiolucent apabila bernteraksi
dengan sinar-x (sjahriar rasad 2006).

1. Bahan Kontras
Secara garis besar penggunaan bahan kontras pada pemeriksaan
Myelografi terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Bahan kontras negatif ( Udara )
 Jenis bahan kontras negatif ini lebih ringan dari cerebro spinalis
fluit dan dapat mencapai tempat tinggi dan medula spinalis tetapi
sudah jarang digunakan, karena kesulitan teknis radiografi dan posisi
pemeriksaan yang sangat mengganggu penderita. Pemeriksaan dengan
kontras jenis ini disebut Pneumomyelogram Rasad (2005).
b. Bahan kontras positif
Pada pemeriksaan ini dikelompokkan menjadi dua jenis :
Bahan Oil Soluble ( kontras media jenis minyak ), bahan kontras ini
merupakan jenis cair yang pertama kali digunakan pada pemeriksaan
ini, Contoh : Pantopaque, Myodil

Bahan Water Soluble ( kontras media yang larut dalam air ), bahan
kontras ini dapat memberikan informasi yang baik, terutama untuk
melihat akar-akar syaraf dan dapat diserap tubuh Rasad (2005).

J. Tehnik Pemeriksaan
 I. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan Myelografi ini pasien harus
melakukan persiapan sebagai berikut :
·        Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan
·        Berikan penjelasan tentang prosedure pemeriksaan
·        Foto pendahuluan : posisi AP dan Lateral dari objek yang akan
·        diperiksa.
·        Premedikasi ( bila diperlukan, mis : Scopolamine / Omnopon )

K. Persiapan Alat dan Bahan
 Alat-alat yang digunakan :
·        Pesawat yang dilengkapi dengan Flouroscopi
·        Meja pemeriksaan yang dilengkapi dengan Tilting Table, kalau
·        mungkin dengan Biplane
·        Kontrol Table
·        Kaset
·        Film

L. Bahan-bahan yang digunakan, yaitu :
· Pada bagian Unsteril
- Jarum disposibel
- Skin Cleaner ( contoh : Hebitadhine )
- Lokal Anastesi ( contoh : Lignokain 4 % )
- Kontras Media
- Botol LCS
- Plester
- Obat-obatan Emergensi
· Pada bagian Steril
- Jarum punksi 2 buah
- Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah
- Sarung tangan
- Kain kassa
- Korentang
- Kontras Media ( Bahan Kontras)

M. Tes myelografi

Tes myelografy di lakukan untuk mengevaluasi tulang belakang
yang di sebut rongga subarocnoid. Tes myelografy memerlukan penyuntikan cairan kontras khusus karna cairan kontras lebih berat dari cairan sum-sum tulang belakang, maka cairan kontras tersebut akan mengalir di dalam rongga sub arachnoid menuju daerah yang bebas pada saat posisi penderita telungkup di meja penyinaran yang di
miringkan ke atas / ke bawah.

a. Yang harus di ketahui sebelum tes myelografy :
1. Berpuasa dan membatasi cairan selama 8 jam sebelum tes myelografy.
Jika tes myelografy di jadwalkan 
2. anda akan di beri tahu tentang tes myelografy, termasuk siapa yang akan
melakukan tes myelografy, di mana dan berapa lama tes myelografy

berlangsung, ( biasanya 1 jam/ lebih ) anda perlu rawat inap semalam di
rumah sakit 
3. katakana pada dokter jika anda alergi terhadap yodiumkerng- kerang
( seperti udang/kerang) cairan yang di gunakan pada teslain. Anda akan
di beri tahu kemungkinan efek samping dari cairan cairan kontras yang
di suntikan pada tes myelografy. Anda akan merasa sedikit nyeri karena
posisi anda selama tes myelografy dan pada saat memasukan jarum 
4. katakan pada dokter jika anda pernah mengalami kejang, tepat sebelum
myelografy anda harus melepas semua perhiasan / benda- benda logam
lain yang akan menghalangi sinar-x.
5. anda akan mendapat beberapa, seperti enema, obat tidur untuk
membuat anda rileks, dan obat untuk mengurangi pembengkakan
selama tes 
6. anda harus menandatangani surat yang menyatakan persetujuan anda
untuk melakukan tes myelografy. Pastikan untuk membacanya dengan
hati- hati dan tanyakan jikanada bagian yang tidak anda mengerti.

N. Tehnik Pemasukan bahan Kontras
 Pada pemeriksaan myelografi terdapat beberapa teknik punksi (penyuntikkan ) dengan menggunkan bahan kontras kedalam ruang
subarakhnoid yaitu :
Di bawah ini Gambar Tehnik punksi Lumbal:






Ø Pungsi Lumbal
Metode ini dapat digunakan untuk penderita dengan kelainan daerah cervical, thoracal dan lumbal, adapun langkah-langkah pelaksanaan
adalah sebagai berikut:
· Pasien dalam posisi duduk atau lateral decubitus kiri atau kanan
· Daerah yang akan dipunksi didesifektan dengan menggunakan
betadine
· Bila perlu dilakukan anastesi
· Tilting table diposisikan 39 derajat cranially, lakukan punksi
· Sebagai indikator jarum telah memasuki ruangan subarakhnoid adalah
ditandai dengan keluarnya cairan cerebro spinal fluid dari jarum dan
bila cairan tersebut belum keluar maka jarum ditusukkan kearah yang
lebih dalam
· Cerebro spinal fluid yang keluar ditampung kedalam botol specemen
untuk di analisa di laboratorium

· Setelah itu kontras media dimasukkan kedalam ruang subarakhnoid
melaui jarum punksi dimana jumlahnya sebanyak cerebro spinal fluid
yang keluar
Dilakukan gambar radiografi
· Setelah pemeriksaan selesai jarum punksi langsung dicabut karena
bahan kontras tersebut dapat diserap oleh tubuh. 

       Posisi yang di gunakan
Umumnya posisi yang dapat dilakukan pada pemeriksaan myelografi ini adalah 
AP dan Lateral. Melalui Lumbal Tehnik pemeriksaan:
(Sjahriar Rasad, 2005)
Teknik pemeriksaan yang dilakukan adalah:
Dengan penyuntikan bahan kontras melalui Lumbal 

Posisi pasien melalui lumbal
- Erect (duduk) atau LLD/RLD
- Dilakukan penyuntikan dengan jarum spinal setinggi L 3 – L4 atau
L 4 – L 5. jika diperlukan dilakukan penyuntikan setinggi L 2 – L3.
- Kontras disiapkan sebanyak 4 – 6 ml. Lalu disuntikkan ke dalam
ruang lumbal

- Kontrol pemasukan bahan kontras dilakukan dengan fluoroskopi.
Pengambilan Foto :
 - Posisi pasien prone dengan sinar AP
- Lateral
 - Oblique, jika diperlukan 
 - Prone dengan sinar horizontal, jika diperlukan.
Pada pasien dengan kelainan didaerah lumbal, foto diambil
dengan posisi erect sampai tredelenberg ± 15°
 - Pada pasien dengan kelainan didaerah thoracal dan cervical, foto
diambil dengan posisi tredelenberg mencapai 45 – 60°


Proses Terjadinya Sinar-X
Menurut (Syahriar Rasad, 2006), proses terjadinya adalah sebagai
berikut :
1. Katoda ( filamen )dipanaskan ( lebih dari 20.000 C ) sampai
menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal daei
transformator.
2. Karena panas, electron-elektron dari katoda ( filament ) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan trasformator tegangan
tinggi,electron- elektron akan dipercepat gerakannya menuju
anoda dan dipusatkan (focusing cup ).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran ( target ) dengan
memilih potensial tinngi.
5. Awan –awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran ( target )
sehingga terbentuk panas ( >99% ) dan sinar-X ( <1% )
6. Pelindung ( perisai ) timah akan mencegah keluarnya sinar-X dari
tabung,sehingga sinar-X yang akan terbentuk hanya dapat keluar
melalui jendela.
7. Panas yang tinggi pada sasaran ( target ) akibat benturan electron
ditiadakan oleh radiator pendingin. 

Pemproses Film
Bayangan yang ada pada emulsi film setelah penyinaran sinar-x
adalah bayangan laten yang belum bisa di lihat oleh mata dan masih
bisa berubah. Bayangan yang terbentuk sesuai dengan banyaknya
sinar-x yang di terima oleh masng-masing bagian emulsi film, untuk
mengubah bayangan laten tersebut menjadi bayangan tampak dan
tetap, diperlukan proses pengolahan film: (prince, 1990).

 memproses film Secara Otomatis
Pengolahan film secara otomatis adalah pengolahan film yang
tiap-tiap pengolahannya di lakukan oleh serangkain mesin, kecuali
pada tahap awal yang di kerjakan secara manual. Sistem transportasi
dalam pengolahan film secara otomatis di mulai dari sistem
pemasukan film dan di terima oleh entry roller, kemudian oleh roller
penggerak (guide place) akan di teruskan ke bok developer, fixer,
pencucian dan pengeringan selanjutmya film akan keluar dalam
keadaan kering. Pengerekan roller menggunakan sistem goer yang
bergerigi dan di gerakan secara mekanik oleh semacam rantai pada
motor listrik. Bahan yang di gunakan untuk roller adalah karet yang
berfungsi untuk mengikat film pada saat transportasi. (prince,1990)

kriteria Gambar
- Tampak kontras yang telah mengisi vertebrae lumbal 
- tampak lumbal I-V terproyeksi AP, Lateral, oblique.

Proteksi Radasi
 Proteksi radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau
tehnik yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan
dan berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada saseorang atau
sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan
yang merugikan kesehatan akibat paparan radasi. (drs.mukhlisin akhadi,
2000).
Hal-hal yang mempengaruhi proteksi radiasi adalah jarak, waktu dan
shielding(pelindung).
 Di lihat dari segi penerimaan dosis radiasi, proteksi radiasi dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:

Proteksi Radiasi Untuk Petugas Radiasi
 Menurut badan tenaga atom nasional ,1985,dosis radiasi yang di
berikan terhadap petugas radasi sebesar 50 msv pertahun . Usaha-
usaha yang di lakukan adalah:
a. Radiografer harus berlindungdi balik tabir proteksi radiasi pada
saat di lakukan penyinaran.
b. Radiografer tidak di perkenankan untuk memegang pasien pada
saat di lakukan penynaran 
c .Radiografer harus menggunakan alat pencatat dosis radiasi
personil(film beadt)
b.     jangan mengulang foto


 Proteksi Radiasi Untuk Pasien
Menuru Ballinger, (1995), tindakan proteksi radiasi yang bisa di
lakukan adalah 
a. Filtration ( penyaringan)
 Filtrasi mnimal adalah 2,5mm AL untuk semua tabung
fluoroscopy dan untuk tabung radiografi di atas 75 KVp tujuan
dari pemberian filtrasi adalah untuk mengurangi jumlah sinar-x berenergi rendah yang mencapai pasien, karena hanya sinar-x yang berenergi tinggi yang berguna untuk menghasilkan sebuah
gambar. Sinar-x berenergi rendah di serap oleh pasien dan
menjadi dosis pasien.
b. Collimaton (kolimasi)
 Kolimasi adalah pembatasan sinar-x yang mencapai objek
yang di periksa,factor kolimasi sangat penting. Sinar-x harus
selalu di batasi pada objek yang akan di periksa, semakin lebar
kolimasi semakin besar dosis yang diterima.
c. Shielding khusus
 Gonad shielding di gunakan pada stuasi berikut ini:
1. orang yang tidak berkepentingan di larang berada di dalam
kamar pemeriksaan 
2. Arah penyinaran di usahakan ke bawah dan apabila penyinaran
ke arah samping atau menyudut maka dddi usahakan tdak
mengarah ke pintu.
3. pada saat melakukan penyinaran maka pintu harus selalu di
tutup.

Perawatan Setelah Pemeriksaan 
 Bed- Rest 24 jamKontrol KU Pasien selama bed-Rest, setiap setengah jam selama 4 jam pertama, dan berikutnya setiap 4 jam sekali sampai selesai bed-
rest. Konsep

INPUT
1. Pasien 
2. Film
3. Kaset
4. Pesawat sinar-x
5. Alat cuci film

PROSES
Melakukan 
pemeriksaan 
myelografi 
lumbal dengan 
klinis HNP

OUTPUT
Hasil gambaran 
Myelografy 
Lumbal dengan 
klinis HNP posisi 
AP, Lateral, 
Oblique


Definisi Operasional
 Input
a. Pasien adalah objek yang kita periksa pada bagian lumbal
b. Film adalah mencatat bayangan radiografi yang peka terhadap sinar –
X dan cahaya
c. Kaset sinar-x adalah suatu tabung (container) tahan cahaya yang berisi
2 buah intensifying screen yang memungkinkan untuk di masukan
film roentgen di antara keduanya dengan mudah (Rasad 2005).
d. Pesawat sinar-X adalah mesin yang menghasilkan sinar-X untuk
keperluan diagnose.
e. Alat cuci film adalah alat yang di gunakan untuk mencuci film secara
otomatis yang terdiri developer, fixer,dan washing

Proses
a. siapkan alat-alat yaing akan di butuhkan untuk pengambilan foto
b. Kemudian atur kondisi dan expose

 Output
a. Hasil yang di peroleh dari pemeriksaan myelografi lumbal dengan
posisi AP, Lateral,Oblque.
b. Tampak gambaran myelografi lumbal
c. Tampak kontras yang telah mengisi vertebrae lumbal.
















DAFTAR PUSTAKA
Ballinger, W, Phillips. Merill’s atlas of Radiographic Positions and Radiologic 
Procedures sixth edition,vol:3,Mosby
Rasad Sjahriar,2005Radiologi Diagnostik.balai penerbit FKUI, Jakarta.
Ballinger W. phillips,1995Merill’s atlas of Radiographic position and Radiologi 
Ballinger W Phillips, 1999Merrill’s atlas of Radiographic position and Radiologi 
volume one, ninth Edition, Mosby 
Frank D Eugene Merrill’Atlas of Radiographic Position and Prosedures vol one, 
Elevent Edition,Mosby
Pearce.C. Evelyn,2008Anatomi dan fisiologi untuk paramedic, Jakarta.